Pernahkah Anda membayangkan seperti apa wajah Desa Brondong dan Blimbing delapan dekade silam? Mari kita menelusuri jejak sejarah melalui arsip foto udara dan peta lama yang diambil langsung dari langit oleh Dinas Penerbangan Angkatan Laut Hindia Belanda, dan kini tersimpan di Universitas Leiden, Belanda
Brondong Tempo Doeloe (1947)
Pada 22 Januari 1947 sekitar pukul 12:30 siang di atas langit brondong tepatnya di sebelah utara, terbanglah pesawat dari Dinas Penerbangan Angkatan Laut Hindia Belanda ( Marine Luchtvaart Dienst Indië ) dan memotret brondong dari ketinggian 150 meter di atas permukaan laut. Terlihat bahwa Brondong pada saat itu (gambar atas) masih merupakan desa pesisir kecil yang dikelilingi oleh kebun kelapa dan sawah, terlihat puluhan perahu nelayan bersandar di tepi pantai, dengan jalan utama desa membentang ke arah utara dan jalan daendles yang melintang dari timur ke barat.
berikut rincian berdasarkan pengamatan penulis :
- jalan HW. Daendles (sekarang jalan provinsi) terlihat jelas dari timur ke barat dengan mayoritas sebelah utara jalan terdapat sedikit bangunan sehingga laut terlihat leluasa jika dilihat dari jalan
- sungai / kali asinan terlihat jelas dan mungkin tidak ada yang berubah dari bentuk alirannya
- jalan gang 5 yang terlihat sangat jelas di tengah nampak hampir sama atau bahkan lebih lebar dari jalan daendles. semakin ke selatan lebar jalan semakin menyempit dan menuju perkebunan dan persawahan
- jalan gang 6 yang membujur dari utara ke selatan
- batas paling selatan pemukiman yang berada di sebelah timur jalan gang 5 nampaknya adalah area yang sekarang berada di sekitar masjid At-Taqwa Brondong dan yangdi sebelah timur jalan gang 5 adalah area yang sekarang berada di sepanjang jalan pertigaan tumini
- wilayah pemukiman paling barat berada sebelum area masjid Al-Jihad saat ini
Dibandingkan dengan kondisi saat ini Brondong telah jauh berubah dan berkembang pesat. dari pengamatan dan perbandingan dengan foto dari Google Earth terlihat bahwa yang masih terlihat jelas adalah sungai, jalan utama daendels, jalan gang 5, dan mungkin sedikit jalan gang 6. Belum ada tempat pelelangan ikan lama dan pemukiman masih berpusat di bagian timur-utara.
Blimbing Tempo Doeloe (1947)
Terdapat foto lain yaitu foto udara desa Blimbing yang tampak seperti berikut :
foto tersebut adalah gambar area brondong-blimbing yang lebih luas, khususnya wilayah desa / kelurahan blimbing yang tampak sangat jelas. secara umum kenampakan areanya sama dengan brondong dengan perahu-perahu nelayan terparkir rapi di sebelah utara, kali asinan dan jembatannya di sebelah barat, perkebunan serta persawahan di sebelah selatan, jalan niaga (blimbing - pucuk) yang juga terlihat serta gang-gang kecil yang menjadi urat nadi perekonomian desa. dari pengamatan penulis, beberapa lokasi yang bisa dikenali adalah sebagai berikut :
- jembatan yang menghubungkan brondong-blimbing terlihat jelas berdiri di atas kali asinan
- bangunan seperti 4 gudang berjajar yang berada area yang saat ini adalah pasar blimbing, kemungkinan besar area tersebut juga pasar
- jalan niaga (blimbing-pucuk) yang membentang jelas dari jembatan hingga ke selatan
- jalan desa seperti gang kauman yang membujur ke selatan
- Bangunan beratap joglo terletak di area yang saat ini merupakan masjid Darussalam
dan jika dibandingkan dengan foto saat ini, maka inilah kenampakan desa blimbing sekarang :
Peta Lama: Brondong - Blimbing dalam Goresan Pena
selain dokumentasi berupa foto, terdapat juga literatur berupa peta yang cukup detail pada masa itu. gambar di atas menunjukkan peta desa brondong, blimbing dan dengok lengkap dengan legenda seperti jalan, sungai, sawah, laut dan wilayah pemukiman. dari keterangan sumbernya, peta ini dibuat oleh biro topografi pemerintah hindia belanda pada tahun 1866. berikut adalah detail yang tertulis di sumbernya :
Kaart van de Residentie Soerabaja. opgenomen ingevolge Gouvernements Besluit dd. 6 juli 1866, No. 8 in de jaren 1871 t/m 1878
yang jika diartikan menjadi :
Peta Residen Surabaya. termasuk sesuai dengan Keputusan Pemerintah dd. 6 Juli 1866, No. 8 pada tahun 1871 sampai 1878
Renungan
Melalui foto udara Brondong - blimbing yang diabadikan oleh Dinas Penerbangan Laut Hindia Belanda pada tanggal 22 Januari 1947, kita diajak menyelami sepotong lanskap sejarah yang membeku dalam bingkai hitam-putih. Deretan perahu nelayan yang berjajar di pantai, rumah-rumah sederhana beratap genteng, serta bentangan kebun kelapa dan sawah yang luas menjadi bukti nyata bagaimana Brondong hidup sebagai desa pesisir yang dinamis, bahkan di tengah gejolak politik pasca-kemerdekaan.
Dokumentasi semacam ini tidak hanya bernilai sebagai rekam visual masa lalu, tetapi juga sebagai pengingat akan perubahan zaman. Setiap bangunan, jalur jalan, dan perahu dalam gambar itu mungkin telah berubah—digantikan oleh bangunan baru, aspal, dan kapal motor modern. Namun, esensinya tetap: Brondong adalah desa yang tumbuh dari laut, tanah, dan ketekunan warganya.
Dengan menggali arsip kolonial seperti ini, kita tidak sedang meromantisasi masa lalu, melainkan memahami akar sejarah yang membentuk identitas kita hari ini. Karena mengenal Brondong masa lampau, adalah juga mengenali siapa kita di masa kini.
sumber
berikut adalah sumber literatur yang penulis peroleh dari arsip universitas Leiden belanda, dan bebas diakses oleh siapa saja
Komentar
Komentar Pembaca (1)
Luar biasa Brondong - Blimbing tempo dulu masih tampak Keindahan Alamnya yg masih penuh dengan pohon nyiurnya.
Sekarang tinggal bayangannya aja. Dijaman itu sy belum lahir.
Tapi saya masih mengingat bayangan pasar Dan TPI lama tapi sayang Foto lama g ada yg punya.